Total Tayangan Halaman

Sabtu, 09 Februari 2013

ARGUMEN ;))


Cinta itu kadang ambigu, membingungkan. Bahkan abstrak, masih terbayang walaupun nyatanya semua khayalan itu kini semu. Namun se-semu apapun bayangan dalam benak, tetap indah jika apa yang terencana oleh pikiran adalah sesuatu yang positif. Memang kita harus memiliki kemauan yang kuat untuk mewujudkan keinginan yang abstrak berhasil menjadi nyata- cukup dengan meyakininya saja.
Semua yang terjadi dalam hidup seseorang tergantung dengan prasangkanya. Masing-masing orang pasti pernah mengalami permasalahan, dalam kepenatan itu kita mencari celah untuk menyelesaikan apa yang menjadi tantangan hidup. Jangan anggap apapun yang terjadi dalam hidupmu- bahkan kamu merasakan hal tersebut sempat menjadi beban hatimu sebagai masalah, anggaplah sebagai tantangan yang harus dilewati dan di taklukkan.


Malam ini aku menulisnya, karna aku yakin aku menyukai tantangan yang aku alami sekarang. Aku terus berjalan dan waktu terus berlalu. Yang tak perlu aku pertanyakan “mengapa harus bersedih jika begitu banyak alasan untuk bahagia?”. Jalani hidup ini dengan sesantai mungkin dan sertai tanggung jawab yang sepenuhnya untuk menjadikan hari-harimu lebih bermakna. Sedih dan bahagia adalah sisi koin yang tak bisa dipisahkan. Ketika kita melemparnya- hanya dua ada kemungkinan : peluang untuk bahagia atau peluang untuk sedih. Tuhan telah meyiapkan porsi yang sama dalam kebahagiaan hidup. Kuncinya hanya satu :: jangan anggap orang lain lebih bahagia darimu- anggaplah dirimu yang paling bahagia agar kamu mampu bersyukur. Dirimu dianugerahi kemampuan yang tak dimiliki orang lain. Setiap orang terlahir dengan “ability” yang berbeda. Dalam ketidaksamaan ini, asahlah kemampuanmu untuk menyempurnakan kelebihanmu dan mengurangi kekuranganmu. Tuhan menciptakan kekurangan untuk melihat kelebihan seseorang.

Dalam hal ini aku ingin mengkaitkannya dengan perasaan , maksutnya hati.
Hati adalah kebenaran. Misal saat kita jatuh cinta – indah sekali, terlebih saat bersama. Tak ada niatan menyakiti. Itu adalah suatu “kebenaran” yang memang harus terlaksana. Sebagian orang yang (benar-benar) jatuh hati pasti mendewakan hatinya untuk kebenaran- berusaha menjadi yang terbaik untuk someone.

Namun kadang hati berspekulasi dengan pikiran. Pikiran tak seperti hati, ia membenarkan. Sesuatu yang salah bisa menjadi benar kala pikiran mencari kesenangan. Mampu menyakiti oang lain, berniat tidak baik dan membelok dari hati.

Memang cinta universal, bukan sebatas laki-laki dan perempuan. Bukan hanya pasangan. Cinta  Untuk siapapun – berlaku untuk semua mahluk ciptaan Allah yang dikarunia hati dan pikiran.

Jadi hati dan pikiran harus terkondisikan seimbang, kapan kita harus berpikir rasional dan mengkombinasikan dengan hati dalam lontaran ucapan atau suatu keputusan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar